Pada Sebuah Senja Jakarta

Jakarta senja ini adalah aspal selepas hujan,
metromini yang membahayakan selepas pukul 10 malam,
dan ketakpedulian yang mencengkram urat nadi.
Jakarta senja hari adalah
menghabiskan waktu, tenaga, pundi-pundi hoki
untuk sesuatu yang tak pasti.

Tidak lebih menantang dari jalanan Jakarta yang macet pada senja hari.

Barang siapa tangguh dalam macet Jakarta di senja hari selepas hujan,
akan tangguh dan sabar dalam segala perjalanan
dengan tujuan dan misi yang tak pasti.

Adakah macet lebih macet yang dunia punya wahai Jakarta?
Di tikungan, roda sepeda motor yang tak bermotif dililit aspal dengan lahap.
Dan lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Adakah macet sesempurna punyamu wahai Jakarta?
Gelimpang manusia dengan cerita-ceritanya.
Semua mencari hidup.

Adakah senja seberingas senjamu Jakarta?
Matahari hilang, malam berbalut hujan yang turun,
asap rokok sesakan dada dan perihkan mata.
Kita mandi.

Adakah senja seindah senjamu Jakarta?
Orang-orang berteduh setelah lepas dari kerja melelahkan.
Pengemudi-pengemudi merokok pelan-pelan membunuh waktumu.
Kenanglah itu.

Adakah senja lebih senja dari senja ini, kawan?
Aku menuju kau dengan kisah lima tahun yang belum juga berakhir.
Dan kulihat biribiri di langit kelabu.

Adakah senja lebih senja dari senja ini, Kawan?
Aku menuju kau dengan kisah lima tahun yang belum juga kan berakhir.
Dan ransel ini sudah penuh coretan cerita.

Bolehkah suatu waktu kubuka di hadapanmu
dan kubacakan semuanya untukmu
pada sebuah senja Jakarta yang selalu beringas?

2013

“Dreamy Night” Karya Feliksas Ostapenko | Sumber: fineartamerica.com

Seperti Malam Aku Kelam

Seperti malam aku kelam dalam dekap kenangan.

Harapan adalah kebahagiaan yang terus ditunda
namun purnama selalu saja muncul dalam siklus.

Seperti malam aku kelam dalam dekap kenangan

Mungkin bebekbebek di penggorengan bermimpi tentang surga;
atau kehampaan setelah merenggangnya nyawa adalah kekosongan;
tidak, seperti malam yang tercatat dalam berjuta puisi, begitu juga kenangan.

Seperti malam aku kelam dalam dekap kenangan.

Setiap cerita seumpama air yang mengalir ke laut, mengawan,
gerimis pelanpelan turun, dan langit orange bagaikan memeras air
sekejap setelah kehujanan.

Seperti malam aku kelam dalam dekap kenangan.

Juni 2012

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=xR_TGZONtFs

Malam Adalah Kerancuhan Kenangan

malam adalah kerancuhan kenangan;
di jendela kereta kita lihat lelampu berpagutan
ada rasa sesak di dada
seperti asma akibat nasib
sebuah stasiun tua dan lengking pluit

dan lima waria tertawa ria
di pintu ke luar

malam adalah kerancuhan kenangan;
piano mengetuk pelanpelan
di selasela bibir billie holiday
dan kau diam pada pesan terakhir
aku mengamini kelas menengah jakarta
membuka baju kerjanya
menyiram air ke tubuh yang penat
meski aroma vanila masih bergelantungan
pada lampu kamar mandi
pukul sembilan malam

malam adalah kerancuhan kenangan;
dari jendela kereta
diamdiam rumahrumah menyimpan sesal
dan aku lupa pada getar kehilangan
dari dulu hingga kini dan barangkali hingga entah
karena kau seumpama lelampu malam
dari jendela kereta dalam kota
menghilang dan menampak
menghilang dan menampak
di tengah kelautan kelam
sering pula menetap lama
kali ini di stasiun kampung bandan

maka malam sungguh adalah kerancuhan kenangan
dan penyakit mengenangmu selalu kambuh saat itu
seperti TBC yang mengganggu di usia tua
barangkali sampai meregang nyawa

pada malam yang merangkak pelanpelan
menuju angka sempurna

Keliling Jakarta, Agustus 2014


Catatan: Tiga puisi ini ada di dalam antologi puisi saya, Sudah Lama Tidak Bercinta Ketika Bercinta Tidak Lama (EA Books, 2018). “Pada Sebuah Senja Jakarta”, hlm. 10, “Seperti Malam Aku Kelam”, hlm. 92 dan “Malam Adalah Kerancuhan Kenangan”, hlm. 133.

Please follow and like us:

3 Comments

Post Comment

RSS
Instagram