Pembicara:

Berto Tukan (penulis dan peneliti)
Dendi Madia (pegiat teater)
Afrizal Malna (pegiat teater)
Faiza Mardzoeki (pegiat teater)

Apakah upaya mempersembahkan pertunjukkan teater secara online sudah cukup berhasil?
Di tengah upaya-upaya tersebut yang baru tumbuh, Berto Tukan punya sejumlah catatan kritis terhadapnya.

Sejumlah aspek yang biasa ada di dalam sebuah pertunjukkan akan dibahas, termasuk relasi antara seniman dan penonton, adanya gawai sebagai perantara atau perpanjangan tubuh kita, proses kreatif dan pendekatan artistik yang berbeda dan seterusnya.

Catatan awal Berto dapat ditemukan di sini.

Diharapkan catatan ini bisa dikembangkan oleh pegiat seni lainnya sehingga bisa menjadi semacam refleksi dan kajian awal tentang praktek seni di dalam kenormalan baru. Dan menjadi masukan bagi para pegiat seni dalam menyusun karya-karya selanjutnya, terutama yang disajikan secara daring.

WAKTU DAN TEMPAT

Jumat, 16 Oktober 2020
Jam 19.00-20.30

Di Youtube Live Sahabat Seni Nusantara

——————-

Poin-poin artikelnya:

  • Wajah kesenian seperti apakah yang akan ada di dalam ‘kenormalan-baru’ itu?
  • Kini layar komputer atau pun telepon genggam sudah menjadi panggung untuk teater
  • Kasus yang dibicarakan di artikel itu adalah performance “Jemuran Orang” persembahan Artery Performa.
  • Ketika kamera (dan layar HP) menjadi bagian dari tubuh kita, maka teater yang selama ini memperlakukan tubuh aktor sebagai unsur utamanya mesti berjibaku dengannya
  • Teater kini berhadapan dengan sebuah bagian tubuh baru manusia; gawai.
Please follow and like us:

Post Comment

RSS
Instagram