Ia melihat bintang itu. Berpijar sendirian di ufuk timur, sedikit terbakar seperti kembang api yang sudah terkena angin, lantas mehilang lagi dalam gelap dini hari. Ia dengan keterkejutan yang sigap berjalan, tepatnya berlari, berlari kembali ke rumah.

Ia teringat puluhan tahun lalu ketika ia dan kakeknya melihat bintang yang sama. Kali itu, kakeknya pergi ke arah bintang itu terlihat, kakeknya berlari jauh ke arah timur. Ia tak berhasil dan tak bertenaga mengikuti kakeknya hari itu. Ia pun kembali ke rumahnya. Dan hari itu menjadi hari terakhir ia melihat kakeknya.

Seminggu setelah kakeknya menghilang di gelap dinihari, ayahnya didatangi oleh sepuluh orang berseragam lengkap. Hari itu ayahnya pun mengikuti jejak kakeknya; menghilang di gelap dinihari dan tak pernah kembali lagi.
***
Lautan terlihat begitu luas. Ia sendirian di atas sampan itu, merenungi pagi yang akan segera tiba. Dipandangi rembulan yang memamah sampannya dalam gigi-giginya yang putih berselumut hitam tanah. Ini laut yang penuh cerita. Ia teringat beberapa kisah yang hidup di sela-sela keseharian di kampung mereka. Ada sebuah bintang yang pernah pada suatu masa jatuh ke dalam laut mereka dan menimbulkan lubang besar di dasar laut. Itulah makanya di daerah selat mereka ada sebuah golo, pusaran bawah laut yang sangat besar dan selalu memakan korban. Bukan karena pusaran itu selalu kelaparan setiap hari, melainkan kehendak untuk mati di tempat itu memang sangat tinggi.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=5j_j4ptUVvs

Lelaki itu terus menekuni tali pancingnya yang nelusuk pelan ke dalam lautan. Terkadang tali pancing itu bergerakgerak kecil ke kiri atau pun ke kanan, diterpa ombak dari kanan dan kirinya. Lelaki itu tetap mengenang pagi hari yang akan menjelang. Ia mengenang pagi hari yang akan menjelang. Angin yang bertiup perlahan-lahan dari arah tenggara tak dihiraukan lelaki itu. Kenangan akan pagi yang segera menjelang telah begitu rupa mengungkungnya.

Sampannya perlahan-lahan bergerak ke arah barat daya. Ia mendekati pusaran bintang. Semakin dekat dan semakin dekat, tali pancingnya menegang dan putus, sampannya tertarik masuk ke bawah. Lelaki itu tersenyum, pagi yang segera menjelang selalu dikenangnya.
***
Pagi ini saya mendapatkan sebuah khabar yang aneh dari seorang teman saya. Dia menelpon saya secara tergesa-gesa dan mengabarkan saya bahwa alien perempuan menunjukan batang hidungnya di China. Begini katanya, “Ternyata alien perempuan bergairah pada pria petani. Petani China Meng Zhaoguo mengaku diajak bercinta oleh alien perempuan. Mereka indehoy sambil melayang di udara. Bayi mereka lahir 60 tahun kemudian. Kayaknya bayi itu lahir sebagai yatim.”

Sumber: https://dribbble.com/shots/4230568-Cute-alien

Saya terheran-heran dengan kabar dari kawan saya satu ini. Karena, beberapa penelitian yang saya lakukan beberapa waktu yang lalu memastikan dengan sangat bahwa semua alien itu berjenis kelamin netral. Tak ada lubang tertentu dan batang tertentu yang bisa kita klasifikasikan sebagai penanda jenis kelamin dari alien yang kami sebutkan tadi. Jadi, kami pada waktu itu menyimpulkan bahwa semua alien berjenis kelamin netral. Waktu itu dan sampai sekarang, memang di dunia kami belum ditemukan metode falsifikasi dan verifikasi jadi kami menganggap hal itu sebagai kebenaran semata.

Rupanya kabar dari seorang temanku ini membuatku harus merefisi banyak kepercayaan akan kebenaran di kepala saya.
***
Tak ada yang mengira bahwa pria bernama Nikolas itu pernah bertemu alien. Namun begitulah kirakira apa yang diungkapkannya dengan penuh suka cita kepada teman-teman seasramanya. Tak ada satu pun dari teman-temannya yang mempercayai orang ini. Yah, hanya saya yang diam-diam mempercayai dia dan mulai memutuskan untuk mengawasinya diam-diam.

Benar saja. Pada pengintaian kesekian saya, saya menemukan Nikolas bertingkah laku aneh. Minum air dengan mata, memukul pantat dengan bibir, menendang tembok dengan lidah, semua itu dilakukannya dalam rentang waktu sekitar 10 menit saja. Saya mengapresiasi keanehan-keanehannya ini sebagai sebuah jawaban atas pesan tertentu yang sangat tak kita ketahui.

Benar saja. Nikolas pada pukul 10.00 pagi berjalan ke arah pasar. Hari ini sebenarnya bukan masanya ia untuk pergi ke pasar namun ia mengajukan diri dan berniat menggantikan teman yang harusnya bertugas hari ini. Saya membuntutinya dari belakang perlahan-lahan. Benar saja. Di pasar itu, di tengah keramaian, ia bertemu dengan sesosok makhluk tanpa ujud. Tak ada orang yang mengetahui itu, tapi saya mengetahuinya. Saya bisa merasakan kehadiram sang ujud yang tanpa ujud itu.

Seketika itu juga saya sadar, Nikolas akan melakukan sesuatu yang aneh di negeri ini dan saya hanya bisa lapang dada saja.
***
Jika kalian pernah mengenal Doctor Who, saya kira ada baiknya kenangan kalian tentang Doctor Who disimpan dulu. Kekasih saya pada suatu hari, ketika itu kami belum menjadi sepasang kekasih, mengisahkan kepada saya tentang sebuah mesin waktu. Saya terheran-heran dan pada hari itu menjadi sangat tertarik pada perempuan itu. “Iya Bert, jadi saya menemukan mesin waktu untuk kembali ke masa lalu.”

Sumber: walmart.com

Saya tentu saja yang pada waktu itu sangat tergila-gila dengan Doctor Who dan Battlestar Galactica langsung merasa tertarik dan menjadi tertarik untuk masuk dalam perbincangan itu lebih lanjut. Ia membuka laptopnya lantas menunjukan padaku mesin waktu itu. “Voila, ini dia!” Saya lantas melahap tulisannya itu seperti seorang atau seekor (?) raksasa melahap buruannya yang terjebak tanpa daya di sebuah keruk tanah di pegunungan yang jauh. Yah, yah, yah, dan mesin waktu milik perempuan yang kini menjadi kekasih saya itu sesungguhnya bisa dimiliki oleh kita semua saudara-saudari sekalian.

Namun agar perkara mesin waktunya ini menjadi milik dia dan saya seorang, maka rahasia itu tak akan pernah saya ucapkan pada anda sekiranya anda membayar saya dengan apa pun. Saya ingat, waktu itu pukul 6 petang kalau tak salah.
***
Jam delapan dan sembilan malam adalah waktu favorit bagi para alien untuk mengunjungi bumi. Jika kalian tak percaya, cobalah sesekali kesempatan pada waktu yang tersebut saya sebutkan, datangilah sebuah tanah lapang, padang sabana, atau sebuah tempat yang menurut kepala anda memungkinkan sebuah pesawat ruang angkasa milik alien bisa melakukan pendaratan. Ada beberapa pengakuan yang sempat saya catatat yang memungkinkan saya untuk menyatakan hal tersebut di atas.

Pengakuan pertama dari seorang gadis 23-an tahun yang kini berprofesi sebagai wartawan di salah satu harian nasional. Di waktu yang tadi telah kita sebutkan, dia baru saja pulang dari sebuah liputan. Kebetulan dia sedang punya tenaga berlebih. Maka alih-alih menggunakan ojek, sebuah hal lumrah untuknya, ia memilih untuk berjalan kaki saja ke arah kosnya. Jalan ke arah kosannya mengharuskan dia untuk melewati sebuah tanah lapang berukuran 2×2 m, kira-kira. Nah, di sanalah ia bertemu sebuah pesawat luar angkasa. Dia melihat dengan saksama pesawat berbentuk aneh itu; bukan pesawat berbentuk burung milik kita atau piringan terbang seperti imajinasi kita, pesawat ini berbentuk seperti lubang hidungnya. Aha, kita harus merefisinya. Bukan hidungnya tetapi lubang hidunya. Yah lubang hidung tanpa daging hidung yang membatasinya dan menjadikannya lubang hidung. Kira-kira begitu cerita perempuan itu pada saya; dan semoga anda cukup pintar seperti saya sehingga bisa memahaminya. Dari pesawat itulah keluar beberapa alien yang rupa dan besarnya seperti semut rang-rang.


Catatan: Dipublikasikan pertama kali di INTRO (majalah mahasiswa STF Driyarkara, edisi XIII / Oktober 2011)

Please follow and like us:

Post Comment

RSS
Instagram