Putri Ayu Kobelita Ayamor atau Ayu Kobel adalah seorang seniman yang nakal. Kenakalannya itu bukan sekadar kenakalan yang muncul ketika berkarya. Dalam hal ini misalnya tampak ketika berpameran bersama (Ayu sejauh ini belum pernah berpameran tunggal) atau terlibat di dalam sebuah proyek seni tertentu. Kenakalan Ayu Kobel, sejauh pengamatan saya yang terbatas, tampak pada sepak terjangnya sehari-hari. Anda boleh mengecek misalnya pada akun instagramnya di @kobelita_ayamor atau @kobelita. Jika Anda beruntung (barangkali juga jika sefrekuensi), Anda akan menemukan apa yang saya maksud. Akun instagramnya memang tidak secara reguler menampilkan sesuatu.

Untuk saya, ketika kenakalan itu sudah terejawantah di dalam keseharian, maka tidak sulit membayangkan ia akan muncul ketika berkarya. Lantaran, ia bukan sesuatu yang dibuat-buat melainkan sesuatu yang muncul secara natural. Artinya bisa jadi saya mesti meralat kalimat pertama di atas; Ayu tidaklah nakal karena ia seorang seniman atau belajar tentang seni; melainkan sebaliknya, karena Ayu nakal maka ia adalah seniman. 

Beberapa Karya Ayu Kobelita dalam pameran tunggalnya, “Sisa Sakit Semalam,” di RURU Gallery, 22 Mei – 15 Juni 2022 | Foto: Tim Dokumentasi Gudskul

Dewasa ini, kenakalan di dalam dunia seni sangat kita perlukan. Kenakalan dalam pengertian ‘berani untuk bermain-main’. Terkadang, seni terjebak dalam beban untuk harus memecahkan sebuah ihwal. Beban ini perlahan-lahan lantas mengikis unsur ‘bermain-main’-nya. Hal ini diperparah atau memang dibentuk oleh kehidupan modern yang semakin hari semakin sesak dengan pelbagai aturan, rambu-rambu, serta larangan. Tentu saja hal itu baik adanya atas nama kemanusiaan dan peradaban. Tetapi seni perlu menjadi semacam kejutan-kejutan kecil di dalam segala keteraturan itu. Kejutan-kejutan kecil yang nantinya akan membawa senimannya sendiri dan juga pemirsanya untuk bisa sekejap menemukan diri mereka ke luar dari keteraturan-keteraturan itu. 

Sudut “Teman Bicara” dalam “Sisa Sakit Semalam” | Foto Oleh Tim Dokumentasi Gudskul

Dahulu, kejutan-kejutan ini memang kubangan tempat bermainnya seni. Bahkan sampai di tingkat ekosistemnya pun kubangan itu sudah terkondisikian; ekosistem yang amburadul beserta turunannya. Hari-hari ini, kita melihat bahwa perlahan-lahan ekosistem seni pun sudah mulai menemukan bentuk baku dan perlahan-lahan mempatenkan dirinya. Kubangan tempat bermain seni yang memungkinkan seni memunculkan kejutan-kejutan itu barangkali sedikit lagi akan lenyap dari mata kita. Pada titik itu, seni akan tak berbeda dengan bidang-bidang yang lain; terjebak dalam keteraturan demi keteraturan, terjebak di dalam pakem-bentuk baku demi pakem-bentuk baku.

Salah Satu Lantai Ruang Pamer Dipenuhi Gambar yang Siap Diinjak Pengunjung | Foto Oleh TIm Dokumentasi Gudskul

Maka, pertanyaannya cukup sederhana; akankah kita menemukan kenakalan-kenakalan di dalam Sisa Sakit Semalam?


*Catatan: Tulisan pendamping untuk katalog pameran tunggal Ayu Kobelita, Sisa Sakit Semalam, (RURU Gagllery, 2022).

Please follow and like us:

Post Comment

RSS
Instagram